(cerpen) Majalah Pendidikan

3/06/2015
"Hai, apa yang kau lakukan"
"Tidak melakukan hal penting, hanya merapihkan barang mu saja" 
"Oh ya? Apa yang kau temukan?"
"Hanya ini" katanya sambil mengangkat sebuah kardus yang sudah terisi penuh.



"Banyak sekali ya yang aku punya"
"Lihatlah, kau punya setidaknya lima jenis majalah. Kesehatan, Pendidikan, Film, Fashion, bahkan kau punya majalah yang isinya tips makanan seperti ini?" katanya sambil memperlihatkan beberapa majalah di tangannya.
"Aku tidak bisa kehilangan informasi, nat" kataku sambil dengan manja mengelus jenggot nya yang beberapa hari sebelumnya ia potong, bulu-bulu kasar yang terpegang. Aku suka itu.

"Tapi setidaknya jangan kau tumpuk ini disini, yun" katanya sambil menatap istrinya ini dalam-dalam.
"Kau tau aku mulai suka membaca majalah Film ini sejak kencan pertama kita dulu, saat aku dengan gelagapan menanggapi omongan mu tentang beragam film yang kau suka. Aku tidak mau terlihat konyol di matamu, nat " kataku sambil merapihkan beberapa jenis majalah Film
"Oh, ya?" katanya sambil mengingat ingat. "Oh iya, yang kau bahkan tak tau film Titanic, Jurassic Park" kali ini dengan nada yang merendahkan.
"Lalu sejak kapan kau suka Fashion?" tambahnya lagi sambil mengangkat sebuah majalah yang menampilkan seorang wanita dengan kakinya yang jenjang.
"Sejak pertama kali kita pacaran. Temen ku sering sekali bilang, kau terlalu rapih untuk aku yang terlalu berantakan ini"
"Tapi aku tidak melihat perubahannya" Katanya menggoda
"Kau menyebalkan!" ku cubit saja pipinya.
"Aku bisa menarik kesimpulan kenapa kau memiliki begitu banyak majalah disini"
"Apa kesimpulanmu?"
"Kau tipikal orang yang mudah bosan. Lihatlah disetiap jenis majalah, kau tidak pernah berlangganan lebih dari satu tahun" Katanya sambil memperhatikan tanggal setiap majalah
"Kau pencari kesalahan yang sesungguhnya ya" Kataku dengan suara yang ku buat terdengar kesal.
"Lalu kenapa kau juga berlangganan majalah yang bertemakan makanan seperti ini?" Katanya sambil memperlihatkan majalah dengan cover sebuah makanan khas entah daerah mana aku tak tau.
"Nah, kalo ini semenjak kita menikah" Kataku bangga

"Kau ingin selalu membuatkan masakan untukku?"
"Iyaaa,, aku sengaja selalu pulang lebih awal daripada kamu hanya untuk memasaknya untukmu. Iya aku tau, beberapa berakhir kita makan di rumah orang tua mu"

"Tapi yang gagal itu kan karna kau tak tau aku ini alergi udang dan beberapa jenis ikan. Jadi itu tak ku anggap sebagai sebuah kegagalan" Katanya menghibur
"Nah, kalo kesehatan. Aku tidak ingin kamu sakit karna keracunan makananku" kataku dengan nada bercanda, tepat ketika ia ingin berbicara.
"serius, Yun?"
"Tidak, aku hanya ingin jadi istri yang bisa jadi suster untukmu, nat" Kataku "Karna aku selalu suka ketika kau sakit, kau sangat manja" kataku lagi sambil mencubit hidung mancung nya.
"Nah, untuk majalah pendidikan?" Katanya sambil mengangkat sebuah majalah pendidikan
"Mungkin sudah saatnya memikirkan Pendidikan anak kita, nat" Kataku sambil senyum-senyum dan mengelus perutku.
Yang diajak bicara butuh waktu beberapa detik untuk menelaah apa yang baru saja ia dengar, detik selanjutnya diisi dengan sebuah mulut yang terbuka lebar, lima detik setelahnya aku melihat sebuah tatapan yang dulu membuatku jatuh cinta padanya. Tatapan berlinang air yang terlihat, beberapa detik setelahnya sebuah pelukan hangat menghampiri ku. Yes aku berhasil membuatkan kejutan untuknya, batinku.

Seorang guru muda yang akan selalu belajar dari peserta didiknya, karena "Pembelajaran tidak hanya terjadi dari guru ke peserta didik, namun sebaliknya pun demikian".
Terimakasih Sudah Membaca

Artikel Terkait

Previous
Next Post »

2 kicauan

Write kicauan
Yoga Akbar S.
AUTHOR
26 Desember 2016 pukul 14.10 delete

Kenapa harus hampir semuanya dialog? :(

Narasi dan deskripsi justru kudu ada di cerpen, Pak. :)

Reply
avatar
Dicky Renaldy
AUTHOR
2 Januari 2017 pukul 13.09 delete

Terima Kasih masukannya
soalnya ngerasa gue kurang baik dalam membuat dekripsi. :p

Reply
avatar

Komentar tanpa moderasi tapi saya akan perhatikan setiap komentar.
I Love your comment EmoticonEmoticon