Review buku “Wife, Karena Semuanya Perlu dipersiapkan”

6/06/2020


Identitas Buku;

Dokumentasi Pribadi

Judul                 : Wife “Karena semuanya perlu dipersiapkan”

Pengarang          : Furry Agustini (Instagram: @furryagustin)

ISBN                  : 978 – 623 – 7582 – 08 - 3

Penerbit             : Khairan Fitri

Tahun                : 2020

Tebal buku          : vi + 165 halaman

Genre                : Self Development

 

Halo, selamat datang untuk para pencinta sastra yang haus diksi. Kali ini gue mau membuat sesuatu yang baru di sini. Semoga para pencinta sastra bisa nyasar kesini. 😀

Buku pertama yang mau gue omongin judulnya itu Wife karya penulis muda bernama Furry Agustini. Buku ini gue beli udah agak lama, sekitar awal tahun 2020, entah kenapa hanya berakhir jadi pajangan di lemari. Belum sempet dibaca.

Gara-gara #dirumahaja gue jadi mengulangi beragam hobi lama yang enggak sempet dilakuin karna lelahnya kerja.

Salah satunya baca.

Yuk! Kita lanjut.

Jika kita berkaca dari judul, buku ini udah jelaslah isinya adalah bagaimana mempersiapkan diri untuk menjadi seorang istri. Target pembaca udah kentara bahkan sebelum dibuka dari sampul plastiknya.

Buku terbitan Khaira Fitri ini membidik ukhti-ukhti yang berpegang teguh “Jodoh yang baik, hanya untuk orang yang baik”. Banyak diselipkan hadist dan potongan ayat suci, tujuannya si biar pembaca nangkep bahwa si penulis enggak asal-asalan. Dia pakai landasan agamanya.

Buku setebal vi+165 halaman itu memang lebih menargetkan calon istri tapi gue yang sebagai calon suami juga bisa relate sama bacaannya. Kayak misalnya dia nulis kurang lebih begini.

Kita harus meluruskan niat jika ingin menikah karena tujuan pernikahan seyogyanya untuk mendekatkan diri ke surga-Nya. Kalau diibaratkan goal nya surga, tool nya menikah.

Banyak ilmu yang bisa lu dapet dari buku ini. Misalnya kenapa si wanita sebaiknya pintar. Baik dalam urusan memasak, mengolah emosi diri, berkomunikasi, manajemen keuangan, atau sebagai sekolah pertama anaknya kelak. Mungkin tulisan tadi memberi kesan bahwa wanita harus bisa segalanya tapi si penulis cukup apik memposisikan bahwa pria akan senang dan akan membalas segala ke epic an yang istrinya perbuat. Kurang lebih seperti itu.

Ada beberapa chapter yang saya suka dari buku ini. Misalnya Chapter berjudul “Learning To Be Wife Before Being Wife” disitu ada beberapa sub yang isinya merawat diri, memasak, memperbanyak ilmu, dan beberapa hal lainnya. Si penulis tidak hanya menampilkan teori kosong tanpa penerapannya di dunia nyata. Misalnya sub ‘merawat diri’, Ia menuliskan bagaimana cara mencerahkan kulit dengan bahan alami, serta rundown nya dalam keseharian. Ibaratnya mah ‘abis ini tuh lu mesti gini’.

Saking banyaknya ilmu yang bisa gue dapet setelah baca ini buku, setiap ada ilmu yang harus gue baca berulang akan gue tulis di booknote. Biar bisa gue baca ulang, dan supaya ilmu yang banyak itu enggak kebuang karena neuron gue enggak bekerja seperti yang gue harapkan. Bahkan gue udah menjalankan salah satu tips. Bikin to-do-list harian yang dipajang di kamar atau tempat yang bisa kalian liat tiap saat. Karena menurut penulis ada perasaan lega ketika kita berhasil mencentang target perharinya. Gue pun setuju akan hal itu.

Si penulis juga menjabarkan bagaimana cara membagi pemasukan dalam beberapa pos, sampai cara menciptakan passive income alias investasi. Buat orang-orang yang enggak paham sama sekali dengan dunia saham, reksadana, dll (macem gue) kalian bakalan dibimbing sama penulis secara sederhana.

Satu lagi, di buku ini juga memuat beberapa kisah dari kolega si penulis, tentu memposisikan mereka sebagai pencerita bukan sebagai orang yang diceritakan. Jadi menambah kekayaan sudut pandang di buku ini.

Oia minusnya dari buku ini apa ya? Kok kesannya positif banget?

Agak sulit gue buat nulis, terlepas karena emang si buku isinya terlalu bagus ditambah gue kenal secara personal sama si penulis.

TAPI TETEP AJA GUE MESTI BAYAR.

Masa temen ga dapet gratisan 😀😀

Ups….

Eh tapi mental kayak gitu udah enggak cocok deh buat tahun duapuluh duapuluh. Sebagai temen gue udah semestinya menjadi pembeli cetakan pertama.

Baiklah gue mulai ya,

Pertama terlalu banyak hadist dan ayat suci, seperti yang gue singgung sebelumnya, membuat buku ini enggak terlalu cocok bagi pembaca dari penganut agama lain. Jujur awalnya gue pun agak menyesali banyaknya poin ini, karena bagi gue, gue mau baca buku bagaimana kalau mau menikah bukan bagaimana agama gue memandang pernikahan.

Enggak bisa dipisahkan memang, tapi itu menurut gue.

Kedua, karena buku ini termasuk self publishing jadi agak sulit bagi orang banyak buat akses dan beli buku ini. Sejauh ini cara untuk membelinya adalah dengan DM penulis di Instagram (Cek di Identitas buku di bagian awal postingan ya).

Tapi paling enggak kalian bisa jadi supporter kayak gue deh.

Ketiga ada beberapa typo di buku ini, minor memang tapi enggak selayaknya buku yang sudah terbit masih ada typo, Kan?

Keempat untuk beberapa orang mungkin buku ini pada akhirnya akan memberi kesan terlalu menggurui karena jarang ditemui kalimat ajakan, atau sapaan kepada pembacanya. Pokoknya penulis serba tau aja.

Kepada siapa buku ini cocok?

Enggak sulit buat gue bilang kalau buku ini cocok banget buat:

  1. Ukhti-ukhti yang salah satu tujuan hidupnya adalah menikah 😉
  2. Seorang wanita yang dikit lagi mau nikah, dan dia mau belajar gimana si sebaiknya dia bersikap kelak.
  3. Calon suami yang pengen ngode kalau calon istrinya harus banyak persiapan sebelum akad. Kasih aja buku ini sebagai kado 😀😀
  4. Atau para pasangan suami-istri baru/lama yang ngerasa pernikahan tidak sedang baik-baik saja dan mereka ingin memperbaikinya.

 Kesimpulan

Buku ini lumayan apik dalam menampilkan dan membungkus gagasannya. Terlepas dari beberapa kekurangan yang sempet gue singgung , buku ini layak banget buat dibeli.

Untuk nilai gue kasih

3,5 / 5

Baik, see you guys.

Seorang guru muda yang akan selalu belajar dari peserta didiknya, karena "Pembelajaran tidak hanya terjadi dari guru ke peserta didik, namun sebaliknya pun demikian".
Terimakasih Sudah Membaca

Artikel Terkait

Previous
Next Post »

2 kicauan

Write kicauan
10 Juni 2020 pukul 10.58 delete

Mantap. Salut sama para calon suami yg ngga sungkan baca buku begini. Jangan lupa buku husband nya juga yak😁

Reply
avatar
Dicky Renaldy
AUTHOR
2 Januari 2022 pukul 00.52 delete

Buku husband nya belum nemu nih ka Visya,

semua memang perlu mempersiapkan, kan?

Reply
avatar

Komentar tanpa moderasi tapi saya akan perhatikan setiap komentar.
I Love your comment EmoticonEmoticon