(CeritaMini) Pria Jurusan Lain

2/17/2014
"Kau sudah kenal pria itu?" Ucap Cindi kepada temannya, Dewi. Sudah hampir sebulan dia memperhatikan seorang pria yang sering terlihat di kantin kampusnya saat jam makan siang.
"Belum" Jawab Dewi sambil melihat sesuatu di tasnya.
"Kenapa sampai selama ini?"
"Mungkin karena pria itu hanya ada sesekali dan itupun hanya di kantin"
"Aku ingin memberitahumu sesuatu. Ketika aku melihatnya, aku sungguh yakin dia sengaja kesini hanya untuk melihat mu"
"Kau yakin?" Kata dewi mengebu-gebu menghentikan kegiatan melihat isi tasnya.
"Sangat, lihat saja ketika kalian bersitatap perlu waktu lima detik baginya untuk memalingkan wajah" kata Cindi diselingi dengan senyum agak memaksa
"Hanya itu?" Kata Dewi dengan nada kecewa.
"Tidak bahkan di beberapa kesempatan aku sering melihatnya mencuri pandang ke arahmu" kali ini Cindi berkata dengan sangat mengebu-gebu
"Dia mungkin sadar sedang aku lihat dari jauh" kata dewi mencari jawaban agar harapannya tidak melambung tinggi
"Bukan itu. Aku pernah melihatnya sedang melihatmu bahkan ketika kamu tidak sadar" ucap Cindi kesal
"hmm,,"
"Aku yakin dia bukan jurusan kita, dilihat dari dandanannya ia sangat bukan jurusan kita" kata cindi tiba-tiba
"Aku sependapat denganmu"
"Aku pernah melihatnya keluar dari musollah jurusan lain sambil berbincang dengan seorang dari jurusan itu yang aku kenal" kata Cindi dengan nada agak pelan
"Dia mungkin aktivis kampus. Jadi tidak mengherankan kalau dia solat disana" ucap Dewi kembali mencari-cari sesuatu di Tas nya.
"Aku tidak begitu yakin dia aktivis kampus" 
"Kenapa?"
"Lihat saja, jika dia aktivis kampus harusnya dia jarang terlihat berlama lama di kantin saja kan?" ucap Cindi setelah diam untuk menalisisnya.
"Benar juga"
"Kamu sedang mencari apa si dew?"
"HP ku entang kemana" kata dewi dengan nada biasa saja
"hei, itu dia" kata Cindi, sebelum mencerna kalimat Dewi
"Mana?"
"Itu dia sedang berjalan kearah sini"
"Apa yang harus aku lakukan?" kata Dewi dengan nada sangat panik
"Beri senyum dan hampiri dia"
"Aku kan wanita"
"Lakukan saja"
"Kau yakin dia tidak akan memandangku aneh?"
"Lebih aneh ketika kau melihatnya terlalu lama seperti ini. Hampiri dia sekarang" kata Cindi kesal.
"Aku takut"
"Ayo, aku temani kau dari jauh"
"Jangan pergi ya"

"Hai" ucap pria itu tanpa ragu ketika telah cukup dekat dengan Dewi
"Hai"
"Kau menjatuhkan ini di jalan" ucap pria itu sambil memperlihatkan HP dewi yang sedari tadi ia cari
"Ini pasti terjatuh ketika aku mengambil sesuatu disaku" kata dewi sambil malu-malu mengambil HPnya. "Terima Kasih" ucapnya lagi ketika ia telah menaruhnya kembali di saku celana nya.
"Harusnya kau lebih hati-hati. Untung saja aku yang menemukannya"
"Terima kasih sekali lagi ya, Oh iya siapa namamu?"
"Dimas Adi, kau?"
"Aku Dewi Mustafa" Kata dewi sambil menerima uluran tangan Dimas untuk bersalaman "Oh iya, aku sudah sering melihat mu berkunjung disini, tapi aku tak pernah melihatmu dalam kelas"
"Itu?. Aku memang bukan jurusan ini, jurusan ku jauh dari sini" ucap Dimas sambil memberi tanda kepada Dewi untuk mengikutinya berjalan
"Lalu kenapa kau sering kesini?" kata dewi sambil menyamai langkah kaki pria yang baru ia kenal tersebut.
"Boleh aku traktir makan soto disana? Anggap saja ini salam perkenalan dariku" Kata dimas tiba-tiba ketika baru beberapa langkah
"Ini bukan taktik seorang pria kan" ucap dewi diselingi dengan sebuah senyum nakal
"Ini bukan taktik pria, tapi ini balasan atas taktik seorang wanita" kata dimas dengan senyum yang lebih nakal dari senyum yang diberi dewi
"Maksudmu?" Kata dewi agak tersinggung.
"Tidak ada. lekas sebelum makanan nya habis"

Mereka menuju ke sebuah tempat makan yang menjual soto betawi, belum begitu ramai disana.
"Kamu jurusan apa?" Kata Dewi ketika makanan mereka sampai
"Sastra Indonesia, kamu?" ucap Dimas sambil menaruh banyak-banyak sambal ke mangkuknya.
"Teknik perbankan. Harusnya kamu tau, jurusanku kan dekat sini" kata dewi memancing-mancing
"Mana aku tau"
"Kau sering ke kantin jurusan ku. Dan aku juga sering melihatmu disini sambil melihatku. Kau harusnya sadar bahwa wanita manis yang ada didepan mu ini berasal dari jurusan mana" Ucap dewi tanpa ragu, diikuti dengan sebuah tawa diantara keduanya.

(bersambung . . . . .)

Seorang guru muda yang akan selalu belajar dari peserta didiknya, karena "Pembelajaran tidak hanya terjadi dari guru ke peserta didik, namun sebaliknya pun demikian".
Terimakasih Sudah Membaca

Artikel Terkait

Previous
Next Post »

Komentar tanpa moderasi tapi saya akan perhatikan setiap komentar.
I Love your comment EmoticonEmoticon