Segalanya berubah di April

5/20/2018
Januari adalah bulan paling menyenangkan buatku. Paling tidak ia adalah awal dari tahun yang menjanjikan, dan garis akhir dari tahun yang kusesali. Selain fakta bahwa aku lahir pada bulan itu.

Tapi itu sebelum aku menjumpai April 2018.



Aku menjumpai banyak hal baru disana. Wanita baru. Lingkungan kerja baru. Tempat tinggal baru. Tanggung jawab baru. Teman baru. Bahkan aku baru memulai kehidupan mandiri ku pada bulan itu.

Point pertama tadi akan aku bahas pada waktunya. Tentang manusia yang sedang mengisi hari-hariku yang sudah gamang setelah dua tahun menduda 😛

Lanjut ke point selanjutnya.

Lingkungan Kerja Baru
Teman Baru
Tempat Tinggal Baru
Mandiri?

Paling tidak itulah hal-hal yang sangat membuat Aprilku kemarin sangat berbeda dari bulan-bulan sebelumnya. Aku memutuskan untuk mundur dari sekolah sebelumnya sebelum akhir tahun pelajaran, walaupun keputusan itu terkesan tidak bertanggung jawab, tapi tetap saja ku lakukan. 

Gejolak di tempat lama, adaptasi ditempat baru, bahkan akhirnya aku memulai sesuatu yang sudah dari dulu aku dambakan. Memulai hidup mandiri sebelum menikah. Walaupun aku tetap pulang saat akhir pekan, tapi itu tidak menghilangkan konteks bahwa aku hidup mandiri sebelum menikah.

Aku ingin membahas lingkungan kerja baru. Di sekolah ini aku mengalami banyak shock terapi. Beberapa budaya sangat berbeda dari sekolah sebelumnya, mulai dari jargon-jargon khas sekolah, gaya kepemimpinan yang sangat berbeda, pola interaksi dengan pegawai (selain guru) yang lumayan mengasikan, tidak ada tempat berkumpul lain selain ruang guru, pola serapan, dan makan siang yang selalu sama, budaya solat berjamaah, olahraga sore menjalang ashar, atau hal-hal lainnya.

Padahal ada sedikit persamaan dari sekolah ku saat ini dengan sekolah sebelumnya. Sama-sama memiliki tiga unit, SD-SMP-SMK untuk sekolahku sebelumnya. Sedangkan sekolah baru terdiri dari SD-SMP-SMA. Walaupun seakan sama, tapi disekolah sebelumnya aku masih bisa mengenal pegawai yang berbeda unit tadi, sedang disekolah baru aku belum bisa mengenal satupun guru di unit SMP-SMA. Karena unit SD pada dasarnya adalah unit paling muda dari ketiganya sehingga SD terletak agak jauh dari unit SMP-SMA, hal itu terjadi karena lokasi unit SD sebelumnya adalah lahan parkir.

Lingkungan kerja baru pasti membawa teman baru. Baik guru, staf, atau tenaga non guru. Beberapa sedang kucari kecocokannya, mana yang aku rasa cocok dengan gayaku, mana yang sebaiknya tidak aku dekati dengan gayaku yang terlalu guyon. 

Aku datang bersama tiga belas orang lainnya, sehingga tidak kesulitan membuat teman. Bahkan jumlah guru baru dengan guru lama lebih banyak guru baru. Pada dasarnya guru baru lebih mendominasi di sana. 😝

Kamu bisa membaca perjuanganku sehingga diterima di sekolah ini pada postingan berjudul Keputusan Berat.

Lanjut

Karena lokasi sekolah dengan tempat tinggalku di Priok berjarak kurang lebih 30km, aku memutuskan untuk mencari kontrakan kecil di lingkungan sekolah. Memang sedikit berlebihan memang, padahal ada guru lama yang tetap pulang pergi padahal jarak ke rumahnya lebih dari 42km. 

Tinggal sendiri memang tidak menyenangkan, aku harus menyiapkan segalanya sendiri, makan, perbaikan rumah, bayar listrik, atau sekadar menjaga kebersihan rumah. Selain itu, teman-temanku kebanyakan tinggal di priok, akhirnya aku hanya bisa bermain atau sekadar berbincang dengan mereka pada waktu akhir pekan. Padahal tidak semua temanku liburnya selalu pada akhir pekan. 

Tinggal sendiri memang tidak terlalu menyenangkan, apalagi tidak banyak kegiatan yang bisa aku lakukan selain bermain hape, atau menonton film di laptop. Dan sekarang sedang bulan Ramadhan, pasti lebih berat. 

Memang, tidak ada yang menyenangkan dari perubahan. Tapi jika tidak ada perubahan, kamu tidak akan mengalami perbaikan, kan?

Doakan semoga segala yang terjadi di Aprilku kemarin memang yang terbaik buatku.

Terimakasih sudah membaca.

See you.

Seorang guru muda yang akan selalu belajar dari peserta didiknya, karena "Pembelajaran tidak hanya terjadi dari guru ke peserta didik, namun sebaliknya pun demikian".
Terimakasih Sudah Membaca

Artikel Terkait

Previous
Next Post »

2 kicauan

Write kicauan
20 Mei 2018 pukul 12.50 delete

Gue malah mau tinggal sendiri kayak lu. Mau tau kemampuan dan kapasitas diri. Sejauh mana semuanya bisa di lakukan sendiri. Semangat!

Reply
avatar
Dicky Renaldy
AUTHOR
27 Juli 2018 pukul 23.36 delete

Kalo ga dilakuin sekarang kapan lagi na?
Lakuin sesegera mungkin ya, dan kalo bisa sebelum menikah.

Terimakasih

Reply
avatar

Komentar tanpa moderasi tapi saya akan perhatikan setiap komentar.
I Love your comment EmoticonEmoticon