Saya kaget bahwa "hal" itu berhasil merenggut jutaan hidup orang. Enggak ada yang siap, negara, cendikiawan, pemangku kepentingan publik, warga, siapapun. Apalagi saya. Saya yang baru memulai untuk hidup secara mandiri dipinggir kota tentu kaget. Lingkungan tempat tinggal yang sepi semakin sepi karena banyak yang pulang kampung, saya sempat hidup benar-benar sendiri di tiga bulan pertama pandemi ini menghantam banyak wilayah.
Maret 2020 menjadi maret yang paling menyebalkan dari maret-maret sebelumnya. Bulan ketiga dalam putaran kalender gregorian itu seharusnya tentram karena baru selesai musim hujan dan akan menuju musim kemarau. Tapi entah kenapa dia hadir disertai dengan sebuah wabah yang mengubah seluruh penduduk planet ini.
Pekerjaan saya yang seorang pendidik dipaksa untuk beradaptasi. Bagaimana menjadi guru yang sejatinya butuh sentuhan psikologi tetap bisa menjalankan perannya walau hanya sebatas tatap maya. Banyak perubahan yang harus disikapi, banyak tuntutan yang harus disanggupi. Sebagai seorang pendidik, saya akui pandemi ini mengajarkan saya banyak hal.
Tulisan diatas dibuat di penghujung tahun 2020. Kembali saya tegok di penghujung tahun 2021.
Pandemi menghantam banyak sisi kehidupan, Saya tak luput dari hantamannya. Ia mengambil seseorang yang paling berarti buat saya.
Saya benci untuk mengakui bahwa saya sedih kehilangannya. Alih-alih bersedih saya memilih untuk marah. Marah atas sikap, aturan, dan beberapa hal tentang beliau. Tapi memang seperti itukan orang tua?
Hari ini saya bersedih,
Setelah sadar saya telah menyia-nyiakan waktu 3 bulan pertama pandemi alih-alih bercengkrama dengan beliau malah memilih untuk tinggal sendirian.
Saya bersedih setelah sadar bahwa beliau tak akan pernah kembali. Beliau sudah benar-benar telah selasai akan tugasnya. Walau tidak sempurna tapi beliau telah melaksanakannya dengan sungguh-sungguh.
Saya hanya ingin bilang,
Terimakasih atas segalanya
Ucap yang menenangkan
Tindakan yang melindungi
dan segala hal di belakang layar yang membentuk saya menjadi seperti sekarang.
Seperti yang saya bilang sebelumnya,
Tidak ada yang siap
Tidak ada yang siap atas kondisi ini.
Komentar tanpa moderasi tapi saya akan perhatikan setiap komentar.
I Love your comment EmoticonEmoticon