#KKNUNJ2015: Surga Bernama Cikoneng

2/16/2015

Akhirnya kumplit jua empat minggu menakjubkan di sebuah desa bernama Cikoneng, Kecamatan Mandalawangi, Kabupaten Pandeglang, Banten.
Gue enggak tau harus mulai nyeritain desa itu dari mana, tapi yang jelas desa itu ngasih banyak banget hal-hal yang enggak gue dapetin di kamar gue ini. Disana gue pertama kali ditangisin sama seorang murid, disana pertama kalinya gue ngerasa gue harus menjaga omongan gue, disana gue diajarkan bahwa semua orang siapapun dia berhak untuk di ajak bicara, semua orang baik, semua orang enggak akan merugikan elu. Disana gue diajarkan menjadi seorang yang seutuhnya elu, disana gue mendapatkan kesan bahwa lu harus peduli untuk dipedulikan, disana gue diajarkan bahwa hidup tak semudah menstarter honda beat, disana menyuguhkan keindahan malamnya, keindahan sawahnya, keindahan gunung nya, keindahan senyum sapa dari semua warganya. Disana gue diajarkan untuk menjadi dewasa, menjadi diri yang sudah sepatutnya, disana gue diajarkan arti sebuah kesetiaan, bahwasanya apapun yang kau lakukan mungkin juga akan kau dapatkan.
Disana, disebuah daerah dengan iklim subuh yang membuat gue menggigil, mengajarkan gue untuk berbagi, bercanda gurau, menerima semua temanmu, menjaga hati temanmu, menjadi jujur, menjadi apapun maumu, namun disana juga untuk pertama kalinya gue kangen temen sekelas gue....
Gue emang udah ada di kamar gue, tapi yang gue rasa gue masih berada disebuah rumah di kampung sawah, desa cikoneng. Disanalah gue tinggal bersama dengan enam pria lainnya. Dirumah itu gue diajarkan hidup berbagi, membantu, memperdulikan, mempertanggungjawabkan kesalahan, mendengar apa yang tidak diucapkan, disebuah rumah yang baru setengah jadi itu gue diajarkan bagaimana gue berinteraksi dengan enam kepala, mendiskusikan kebutuhan bersama, mendiskusikan keluh kesah bersama, berbagi hal-hal sederhana. Menjadi makhluk sosial seutuhnya.
Disana gue mendapatkan pembelajaran untuk menjadi orang yang mau berkorban demi teman, membantu teman, tidak syirik, tidak egois, menjauhi antipati. Disana kepedulian menjadi sesuatu yang harus dikeluarkan. 
Ada tujuh orang dirumah itu dengan beragam sebutan, Oma, Papa, Mama, Kupang, Tukang, dan Jablay serta satu lagi Fajar dengan beragam sikap. Oma itu untuk sebutan gue sendiri, itu si gue yang minta. Ya biar lucu aja si. Gue akan memperkenalkan mereka satu persatu....

Papa n Mama
Duo teknik sipil ini awalnya emang selalu berdua, udah kaya suami istri. Mereka itu jago masak dan walau sederhana tapi paling enggak, enggak asin atau enggak hambar.
Mereka awalnya berdua terus. Sampe sampe gue menangkap kesan kalo mereka enggan membuka obrolan sama kami bertujuh.
Si Papa n Mama ini awalnya emang minim banget respon sama obrolan orang serumah, mereka cuman nunduk sambil main hape
Tapi lama kelamaan Papa n Mama mau juga tuh interaksi sama orang serumah, ikut bercanda juga walau garing si emang...
Oia nama asli Papa itu Ibnu, sedang Mama adalah Ginanjar

Kupang
ObiMesak, yap dia emang lahir di Kupang, entah dihari keberapa dia dengan santai mengiyakan panggilan kami ke dia. Dia dapet julukan ini dari pria yang sok ganteng bernama Rezha. 
Kupang awalnya emang asik, ikut bercanda, banyak yang dia ceritakan. Tapi setelah minggu ke-3. Yakni ketika HP nya yang rusak telah sembuh dia agak berkurang interaksinya dengan orang serumah...
Dia termasuk manusia yang dapat diandalkan untuk serangkaian perkerjaan lelaki karena dia hidup dalam kehidupan yang keras. Dia juga paling tua dari semua nya. Hampir mendekati umur 25. Eh itu hal yang tabu untuk dibicarakan enggak si?
Kenapa bisa begitu? Nampaknya ditempat kelahirannya pendidikan tidak terlalu dipentingkan orang tua, buktinya dia jeda satu tahun saat lulus SD dan SMP bahkan dia jeda dua tahun setelah SMA sebelum kuliah.
Tapi dia termasuk orang yang peduli terhadap teman, melindungi teman, walau terlalu banyak berubah pikiran.
Oia nama asli Kupang itu ada di kata pertamanya.

Tukang
Ini dia pria yang ketawa nya lucu banget, agak cengengesan gitu..
Dia termasuk orang yang nyatuin orang serumah. Dia punya beragam kalimat yang gue inget. Mulai dari 
"Syukuri pacar yang lu punya dik, dia mau nerima lu yang cuman pake motor, masih mau ngeluarin uang pas jalan, jangan yang aneh-aneh. Dia juga ngebimbing elu dik. Jangan kehilangan dia dik" EHHHH dia enggak manggil gue dik deh dia manggil gue Ndut.
"Gue lagi deket nih, dia orang nya sederhana gitu Ndut"
"Gue khawatir nih, si ayu rumahnya digedor-gedor sama anak kepala desa. Pokoknya besok gue kudu kesana"
"Gue ragu deh Ndut sama Baldes (balai desa), Menurut lu gimana?"
Memperbaiki sedikit balai desa adalah salah satu proker kami.
"waduh, kalo gada kolor, geger juga ni"
"bawa laptop cuman buat mapes" Mapes= Main PES
"Si jablay sama kupang kok jadi punya jarak ya sama kita Ndut"
"Si fajar kalo mandi enggak suka mikirin orang ni, boros banget"
"Gue kalo dirumah dipanggil tukang" dengan wajah yang minta diperhatiin
dan beragam kalimat lainnya....
Oia nama Aslinya tukang itu Nobby

Jablay
Anak yang sok ganteng berjalan sombong dan nyantai ini ternyata termasuk kakak yang Baik, bagaimana tidak, dia kakak yang memiliki adik berkebutuhan khusus yang membuat dirinya dengan mantap memilih Pendidikan Luar Biasa sebagai mata pencaharian dia kelak dengan sebuah tujuan mulia, sambil membimbing adiknya. Namun Allah berkehendak Lain. Adiknya dipanggil terlebih dahulu bahkan sebelum dia lulus. Disaat itu dia kehilangan semangat kehilangan ladasannya.
Namun dia bisa bangkit dan melanjutkan hidupnya, cak elah
Dia juga peduli, sering banget dia nyamperin gue pas gue lagi diem, galau karna berantem, menjadi penengah yang baik, walau dia punya bibir penghina yang melebihi gue......
Dia juga orang yang pekerja keras, dia salah satu orang yang bisa menyeimbangi kinerja si Kupang.
Dia ketua kelompok yang lumayan bagus, dia paling deket sama tetangga yang mengayomi kami disana, dia paling deket sama murid....
Dia mengajarkan gue bahwa ketika lu benci seseorang, jadikan kebencian tadi sebagai bahan tertawaan dengan orang yang lu benci itu sendiri.. Pokoknya gue jadi nyesel buat ngebenci dia pas awal
Oia nama Aslinya ituuuu Rezha, si ahli menghina

Fajar
Dia itu temen sejurusan si rezha, dia punya bakat basi basi yang basi banget, cengiran yang lebar, ritual mandi yang lama dan boros tentunya, jago main gitar, jago banget malah dia cuman butuh alunan lagu untuk tau kunci gitar yang digunakan.. Walau enggak punya bakat ngobrol yang baik tapi paling enggak dia termasuk orang yang berusaha tidak membuat suasana hening pas lagi bareng dia.
Dia itu mas inyong di julukinnya, orang yang ngasih julukan tetap sama, si jablay...
Si Fajar kalo lagi nelpon lu akan seperti ngeliat embak-embak jamu ngomong jawa yang medok bangeeeet. Pusing gue dengernyaaa......
Dia orang yang tampil adanya, orang yang (maaf) tunanetra yang mandiri, tidak menyulitkan orang lain, atau tepatnya ketika dia sadar dia akan menyulitkan orang lain dia akan lebih memilih untuk tidak ikut serta.

Niiiih orang-orang nyaaa, sengaja di taro bawah, biar lu fokus sama tulisan dulu baru fokus sama foto nya...

Jablay

Kupang

Mama

Fajar

Tukang

Papa

Seorang guru muda yang akan selalu belajar dari peserta didiknya, karena "Pembelajaran tidak hanya terjadi dari guru ke peserta didik, namun sebaliknya pun demikian".
Terimakasih Sudah Membaca

Artikel Terkait

Previous
Next Post »

Komentar tanpa moderasi tapi saya akan perhatikan setiap komentar.
I Love your comment EmoticonEmoticon