Tentang 'Pembelajaran Kelompok'

10/22/2016
Murid gue juara satu loh. HAHAH :p
Senja sudah menyentuh pekan kesebelas setelah saya, yang sok asik ini, menjadi guru. Beberapa pencapaian sudah dilalui. Beberapa bahkan menjadi capaian membanggakan. 

Apalagi ketika rata-rata nilai saat ulangan harian Matematika menyentuh angka 80. Kebanggaan memang, ketika anak yang sehari, 7-8 jam dalam kontrol saya. Membanggakan dalam guratan angka, memang.

Namun, kebanggaan itu sirna ketika saya menyadari kelas yang dalam kontrol saya menjadi kelas yang kurang tertib ketika berbaris, geradakan ketika solat, ribut bahkan sulit diatur oleh guru lain serta kurang bertanggungjawab dalam bersikap, misalnya berlebihan dalam bercanda. 

Hal yang paling menakutkan.

Hal itu yang menjadi salah satu alasan saya menjalankan pembelajaran kelompok. Salah satu tujuan awalnya adalah dalam kelas saya memiliki asisten . Asisten yang membantu saya dalam menjalankan peran, baik untuk mengatur kelas maupun dalam mendistribusikan ilmu. 

Sehingga, seperti yang sudah saya pelajari selama empat tahun belakangan, bahwa peran guru tidak melulu sebagai sumber utama. Namun, juga sebagai fasilitator dalam pembelajaran. 

Mungkin ada yang membutuhkan, saya buat panduan singkat bagi calon guru yang ingin menjalankan pembelajaran kelompok.

Dalam pembelajaran kelompok guru harus memiliki beberapa komponen. 

Pertama,
Poin kelompok. Disini berisi poin yang menambah dan poin yang mengurangi. Dalam keseharian poin ini jelas berguna dalam mengontrol peserta didik tanpa membuatnya menyadari sedang diatur. Namun, poin kelompok juga harus ditambah komponen selanjutnya.

Kedua,
Hak, dan Hukuman
Kelompok dengan poin terbaik harus memiliki keistimewaan. Misalnya pulang lebih awal atau mungkin hadiah kecil diakhir bulannya. Tujuannya membiasakan peserta didik bersaing menjadi kelompok terbaik.
Hukuman bagi kelompok dengan poin terendah juga harus ada. Misalnya kelompok dengan nilai terendah harus merapihkan bangku saat pulang. Atau hafalan beberapa ayat. 
Hukuman, dan hak 'sebaiknya' diberikan sampai didapatkan kelompok terbaik pada periode selanjutnya.

Ketiga,
Daya ingat
Poin, hak, serta hukuman jelas tidak berjalan maksimal jika guru lupa atau lalai dalam menjalankan. Misalnya lupa memberikan poin, lupa memberikan hak kelompok terbaik. Maupun lalai dalam memberikan hukuman. 
Poin ini yang kurang maksimal saya lakukan, seringkali saya lupa memberi hak apalagi hukuman. Dan akhirnya pembelajaran kelompok tidak berjalan maksimal.

Dan saya pun sedih.

See You

Seorang guru muda yang akan selalu belajar dari peserta didiknya, karena "Pembelajaran tidak hanya terjadi dari guru ke peserta didik, namun sebaliknya pun demikian".
Terimakasih Sudah Membaca

Artikel Terkait

Previous
Next Post »

Komentar tanpa moderasi tapi saya akan perhatikan setiap komentar.
I Love your comment EmoticonEmoticon