Perayaan 23 Tahun bersama 30 Orang

2/21/2017
A photo posted by Pak Dicky (@dddickyyy) on

Hari ini tepat sebulan yang lalu. Hari paling spesial yang pernah aku alami.

Januari Tahun 2017 menjadi Januari ke 23ku, selama aku hidup. Menempuh beragam tahun dengan beragam manusia yang berbeda. Enggak cuman suka yang kualami, banyak duka, kehilangan, dan beragam kenang yang silih berganti menemani hidupku selama 23 tahun terakhir.

Umurku hampir berjalan selama seperempat abad. Temanku silih berganti. Ada yang datang, ada yang pergi, dan ada yang pergi namun datang lagi. Semua adalah siklus hidup, tak bisa memilih hanya bisa menjalani.

Anggaplah ini latepost khas anak instagram kebanyakkan. Tadinya kutak ingin membuat post tentang ultah yang dirayakan oleh 30 orang berusia dibawah 12 tahun ini. Tapi kok rasanya diri ini tidak menghargai upaya mereka ya?

Lantas, kuputuskan untuk membuat ini khusus untuk mereka.

Jumat, 20 Januari 2017
Sehari sebelumnya partner kerjaku memberitahu muridku, bahwa besok aku akan berulang tahun. Entahlah apa maksudnya, tapi yang jelas aku berterimakasih kepadanya.

Kemudian banyak muridku yang bertanya "Besok bapak ulang tahun, ya? Yang keberapa pak?"

Aku senang bukan kepalang, untuk menyembunyikan rasa senang yang ada. Aku bilang saja "Bapak lahir tahun 1994. Coba hitung sendiri"

Ada yang menjawab dengan girang. "23 Pak"

Dan ada yang dengan polos bilang "Pak besok ulang tahun bapak dirayain"

Saat bel pulang banyak muridku yang bertanya "Pak besok boleh bawa HP, ya?" 

Ku jawab dengan pertanyaan juga "Buat apa bawa HP? Mau nelpon mama pas pulang? Bapak ada pulsa kok kalo buat nelpon doang mah"

Aku memang punya peraturan untuk tidak membawa HP, bukan karena takut dia lebih fokus dengan HP nya ketika aku menerangkan. Tapi lebih takut jika HP nya hilang, dan orang tua tidak menerima begitu saja.

Ketika lebih dari 15 menit membujuk, akhirnya aku mengijinkan mereka membawa HP. Itu juga karena ada yang sekali lagi dengan polosnya berkata "Buat foto besok pak"

Sabtu, 21 Januari 2017
Pagi datang, setelah doa bersama. Aku menyuruh mereka membuka buku matematika. Tidak ada satupun yang mengeluarkan buku tersebut. Dan ada beberapa orang yang menyaut kurang lebih seperti ini

"Enggak belajar dong pak. Hari spesial soalnya"

"Sesekali enggak usah belajar kek pak"

"Inikan hari spesial, enggak usah belajar ya pak"

Aku hanya tersenyum sebagai balasannya. 

FYI, aku tipikal guru yang sering senyum kepada muridnya. Mungkin ini menjadikan mereka tidak merasa dibebani, tapi ini malah menjadi bumerang bagiku. Karena mereka dibeberapa kondisi tidak mendengarku sebagai orang tua mereka di sekolah.

Lanjut ke hari itu, ada seorang siswi yang menangis. Entah tujuannya apa, tapi beberapa siswi lainnya ikutan menangis. Pada hari itu hampir semua siswa/i kompak untuk tidak mendengar apa yang ku ucapkan. Sebuah skenario standar yang mereka jalankan, tapi aku suka bukan kepalang.

Selanjutnya kuputuskan untuk ke ruang guru, karena aku tau. Mereka sedang menyiapkan diri untuk sebuah perayaan. Agak GR memang.

Beberapa saat kemudian, ada segelintir muridku yang menjaga agar aku tetap berada di ruang guru. Kata mereka "Bapak di ruang guru aja, kan enak ada AC nya"

Beberapa orang bergantian menjagaku, dan puncaknya ada seorang siswa yang berkata "Pak di ruang guru aja, kita mau bikin surprise buat bapak" lalu muncul lagi kalimat "kue nya belum datang pak"

Oke, mereka memang terlalu polos. Dan saya menyukai mereka.



A video posted by Pak Dicky (@dddickyyy) on



Beberapa guru ikutan berkomentar "alah lebay, pake enggak mau belajar" atau sekadar "surprise kok dikasih tau".

Memang, tahun ini aku tidak merayakan ulang tahun dengan seorang yang spesial. Tapi ini lebih dari itu. Aku merayakannya dengan 30 orang spesial yang aku sayangi, dan mereka menyukaiku.

Besar harapanku mereka tidak menemukan postingan apalagi blog ini.

NB: 
Akun Instagram itu, khusus untuk murid, wali muridku, atau siapapun yang mengenalku ketika aku telah menjadi guru. Disana aku membatasi postingannya. Jika hal tertentu terlalu pribadi untuk di hidangkan kepada murid, aku hindari untuk di post di sana.
Muridku jumlahnya 30 orang siswa/siswi tapi yang hadir mungkin kurang.

NB lagi:
Postingan ini kok kesannya resmi banget, ya?

Seorang guru muda yang akan selalu belajar dari peserta didiknya, karena "Pembelajaran tidak hanya terjadi dari guru ke peserta didik, namun sebaliknya pun demikian".
Terimakasih Sudah Membaca

Artikel Terkait

Previous
Next Post »

2 kicauan

Write kicauan
26 Februari 2017 pukul 16.38 delete

Wah, selamat ulang tahun Pak Dicky. Terharu saya bacanya, Pak. Pengin juga jadi guru yang bersahaja. Itu yang ngomong lebay kayaknya ngiri deh.

Reply
avatar
Dicky Renaldy
AUTHOR
8 Maret 2017 pukul 21.42 delete

Saya ikutan terharu mas Rob.
Semua guru memang bersahaja. Seperti 'bersahaja' adalah nama tengah setiap guru.

Kayaknya emang ngiri. Wajar sih :P

Reply
avatar

Komentar tanpa moderasi tapi saya akan perhatikan setiap komentar.
I Love your comment EmoticonEmoticon